Keterkaitan agama dengan kejadian sakit


Agama adalah suatu ajaran dimana setiap pemeluknya dianjurkan untuk selalu berbuat baik. Untuk itu semua penganut agama yang mempercayai ajaran dan melaksanakan ajarannya mereka akan senantiasa melaksanakan segala hal yang ada dalam ajaran tersebut. Manusia tidak bisa dilepaskan dengan agama, ketika manusia jauh dari agama maka akan ada kekosongan dalam jiwanya. Walaupun mungkin kebutuhan materialnya mereka terpenuhi. Akan tetapi kebutuhan batin mereka tidak, sehingga mereka akan mudah terkena penyakit hati.
Penyakit hati yang melanda manusia yang tidak beragama akan senantiasa menghantui mereka sehingga mereka akan mudah putus asa. Oleh karena itu orang yang tidak beragama ketika mendapatkan persolan hidup mereka akan mudah putus asa dan akhirnya mereka akan melakukan penyimpangan atau tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma atau ajaran agama.
Banyak  penyakit karena emosi-emosi buruk ituyang tidak mungkin dapat disembuhkan oleh obat. Penyakit-penyakit sejenis ini dinamakan penyakit psikosomatik. Krisis akhlak pun mempunyai sebab-sebab dalam emosi tercela yang sedang merajalela. Karena emosi itu merupakan kenyataan yang dapat disaksikan pada tubuh manusia dan dapat dibagi dalam emosi yang negatif dan positif, sedangkan yang positif dapat melenyapkan atau menetralkan yang negatif dan menjadi peserta dalam insting religius, lantas akan menjadi bukti nyata bahwa religi itu anasir yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jadi, religi bukan obat bius atau racun. Bahkan, sebaliknya religi menjadi obat mujarab bagipenyakit-penyakit yang disebabkan oleh gangguan emosi negatif.
Pintu gerbang ke neraka ada tiga buah, yang merusak jiwa, yakni keinginan (syahwat), marah, dan serakah. Dalam ilmu kedokteran baru yang dinamai psikosomatik, yang sedang marak dipelajari di Eropa dan Amerika oleh Dr J.L.C. Wortman, dikatakan bahwa ilmu psikosomatik, ilmu kedokteran, agama, dan filsafat berjabatan tangan. Hal itu benar-benar akan menjadi pembuka jalan ke arah dunia baru, yang sejak lama kita nanti-nantikan dan yang akan menjamin kehidupan bahagia bagi seluruh umat manusia, lahir dan batin.

Ilmu kedokteran psikosomatik -oleh ilmuwan Belanda Prof V. Rijnberk- dinamai juga ilmu kedokteran kesusilaan. Alasannya, bila seseorang sakit, seluruh jasmani dan rohaninya sakit. Bukan sebagian atau hanya jasmaninya yang sakit. Pendapat baru ini mungkin dapat digunakan sebagai pembuka jalan ke arah dunia kedokteran baru.

          Ilmu kedokteran menjadi pembuka tabir rahasia seperti yang terbukti dalam kehidupan manusia. Alexis Carel, Freud, Jung, dan Robert, misalnya, adalahnama-nama ahli ilmu kedokteran yang memecahkan masalah-masalah yang tidak mungkin dapat diperoleh oleh ahli-ahli di lapangan ilmu pengetahuan lain.Dengan pendapat baru itu, ilmu kedokteranlah yang pertama mengerti bahwa di antara ilmu kedokteran, filsafat, dan agama, ada tali hubungan. Dengan tali-tali hubungan itu, kita dapat mengerti kesatuan berupa makhluk hidup yang dinamai manusia sebagai keseluruhan, bukan sebagai reduksi.
Terutama agama, yang sejak masa kesombongan ilmu pengetahuan, menjelma sebagai positivisme akibat diperolehnya hasil-hasil yang menyilaukan, mula-mula diejek, kemudian diingkari, tapi sekarang diakui oleh ilmupsikosomatik sebagai anasir yang sangat penting di dalam kehidupan tiap-tiap orang yang ingin memperoleh kebahagiaan.

Pada zaman dahulu penyakit yang diderita oleh manusia sering dihubungkan dengan gejala-gejala spiritual. Ketika ada salah seorang dari mereka ada yang sakit, maka dengan spontanitas mereka akan mengkaitkan penyakit tersebut karena adanya gangguan dari makhluk halus. Oleh karena itu pada zaman dahulu ketika ada orang yang menderita penyakit selalu berkaitan dengan para dukun yang dipercaya mampu untuk berkomunikasi dengan makhluk tersebut sehingga diharapkan sang dukun dapat mengobati penyakitnya atau menahan gangguannya.

Ketika pemikiran manusia mengalami perkembangan, maka hal yang demikian tidak berlaku lagi di tengah-tengah masyarakat kita yang sudah mengenal modernisasi. Segala macam bentuk penyakit yang di derita oleh manusia akan selalu mereka hubungkan dengan keadaan sang penderita dan untuk mengobati penyakit tersebut mereka akan selalu pergi kepada seorang dokter yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Kepercayaan ini memang sebagian besar dapat dibuktikan oleh keberhasilan pengobatan dengan menggunakan peralatan dan pengobatan hasil temuan di bidang kedokteran modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar